MALAM MENGHAMPIRI

Di saat malam datang
Engkau hadir dalam jiwamalam
Bersama bulan dan bintang
Yang bersinar indah di kegelapan

Hembusan angin yang dingin
Merasuk di dalam kulit ini
Sekejap membangunkanku dari tidur
Mengingatkanku pada dirimu

Engkau begitu nyata bagiku
Engkau yang selalu menghiasi hari-hariku
Mengajarkanku arti kedewasaan dalam hidup
Dan bersikap dewasa menjalani kehidupan

Aku ingin engkau selalu disisiku
Menjalani hari-hariku bersamamu
Menemaniku di saat suka dan duka
Dan selalu memberikan semangat dalam hidup

 

Karya : Widya

Sumber foto : http://giggsy-tidore.blogspot.com

MEMAHAMI DIRI SENDIRI SEBAGAI REMAJA

Sebagian orang percaya bahwa masa remaja merupakan masa yang paling indah dan menyenangkan. Namun, tidak sedikit pula yang menganggap usia remaja sebagai usia yang penuh gonjang-ganjing, membingungkan, dan penuh tekanan. Di kebanyakan negara Barat, kaum remaja umumnya menyimpan problem pribadi yang pelik dan serius. Pada gilirannya, problem yang mereka alami terpancar keluar dalam berbagai bentuk kenakalan bahkan kejahatan, mulai dari konflik dengan orang tua, seks bebas, kasus penembakan di sekolah, hingga upaya bunuh diri. Begitu seriusnya persoalan remaja ini hingga ada psikolog di Barat yang menyarankan agar setiap remaja berusia 12 tahun dikunci saja di dalam gudang dan baru di lepas saat mereka berusia 20 tahun. Problem remaja di Indonesia secara umun belum serius. Namun, bisa saja gejala yang sama menular ke negeri ini nantinya, bersama dengan kuatnya gelombang westernisasi yang m remaja?elanda masuk melalui televisi dan berbagai media.

Remaja merupakan sebuah fase penting dalam pertumbuhan seorang manusia. Banyak perubahan penting yang dialami oleh seorang anak saat memasuki usia remaja atau dewasa. Balig atau pubertas merupakan gerbang yang mengantarkan seorang anak menuju pribadi yang baru. Fisiknya mengalami perubahan, begitu pula dengan keadaan mental dan psikologisnya. Idealnya perubahan-perubahan ini membawa sang anak pada kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. “ Perubahan itu sendiri belum tentu berarti kemajuan walaupun kemajuan sudah tentu mensyaratkan perubahan” ( Henry Steele Commager )Banyak remaja yang ternyata tidak siap dengan perubahan-perubahan yang dialaminya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat modern seolah lupa untuk mempersiapkan mereka melewati fase yang sangat penting dalam hidup ini. Akibatnya, perubahan-perubahan fisik yang terjadi secara natural pada usia 12 atau 13 tahun itu boleh jadi disikapi dengan perilaku dan mentalitas yang tidak sesuai. Tubuh yang sudah berubah dewasa tidak diimbangi dengan keadaan psikologis yang juga dewasa, kalau tidak dikatakan masih tetap kekanak-kanakan.

Remaja biasanya memang didefinisikan sebagai peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Penjelasan ini tampaknya memuaskan dan cukup ideal dalam memberi alasan bagi keadaan remaja. Idealnya ini merupakan peralihan atau perubahan yang sangat halus dan bertahap, sehingga tidak merasakan gejolak apa-apa antara kondisi anak dan dewasa. Namun, sayangnya tidak demikian yang terjadi. Saat mengalami pubertas tubuh fisik berubah secara dramatis. Organ-organ dan fungsi seksual mengalami pendewasaan secara cepat. BegituRemaja memasuki masa balig, seorang anak remaja sudah bisa berperan secara seksual setara dengan orang-orang dewasa. Bahkan, pada tahun yang sama itu pula ia sudah bisa menikah dan mendapatkan anak.Itu perubahan yang terjadi secara fisik. Adapun secara psikologis dan sosial, banyak remaja yang tidak siap untuk menjadi dewasa pada masa puber. Jadi fisiknya sudah dewasa, tetapi kondisi sosial dan psikologisnya masih belum dewasa. Dengan kata lain, belum memiliki ststus dewasa dan karenanya belum memiliki hak yang sama dengan orang-orang dewasa, walaupun secara fisik sebenarnya sudah dewasa. Akhirnya menjadi orang-orang dewasa sebagian dan kanak-kanak sebagian sera terombang-ambing pada posisi yang serba tanggung.

Sebenarnya, proses tumbuh merupakan hal yang alamiah dan menyenangkan. Sebagaimana dikatakan oleh Pearl S. Buck, “ Pertumbuhan itu sendiri mengandung kuman kebahagiaan”. Tetapi masih banyak remaja tidak merasa bahagia dengan pertumbuhan yang dialaminya. Ketidakbahagiaan masa remaja ini sangat ketara di kalangan remaja-remaja Barat. Pertumbuhan terkadang terasa sulit dan bahkan menyakitkan. Di antara kaum remaja, ada yang menganggap usia belasan tahun sebagai the most wonderful phase in life fase paling indah dalam hidup, tetapi tak sedikit juga yang menilai periode ini sebagai masa-masa penuh gejolak dan tekanan. Masa di mana “terlalu tua untuk mainan tetapi juga terlalu muda untuk barang-barang orang dewasa”. Banyak remaja hidup dalam kesenjangan yang serius antara kedewasaan biologis atau fisik dan kebelumdewasaan sosial serta psikologis. Inilah yang menjadi sumber ketidakbahagiaan serta kesulitan masa remaja. Pada saat terjadi perubahan-perubahan biologis pada diri seorang anak, ia mulai membutuhkan penjelasan-penjelasan psikologis dan filosofis seputar identitas diri dan tujuan hidupnya. Bila tidak ada yang menjelaskan tentang persoalan ini padanya, maka hal itu akan menjadi pertanyaan laten yang terus bergaung dan menganggu jiwanya.

Kathleen White dan Joseph Speisman dalam buku mereka, Remaja, menjelaskan bahwa remaja cenderung “ bergelut dengan isu mengenai siapa dirinya dan ke mana tujuannya”. Begitu seriusnya mereka dengan persoalan ini sehingga “barangkaliremaja dan remaja hanyalah pada masa remaja saja individu dapat menjadi ahli filsafat moral yang tersendiri”. Segelintir remaja barangkali benar-benar lulus sebagai ahli filsafat moral, tetapi sebagian besar yang lain agaknya malah menjadi kelompok hedonis di sekitarnya. Banyak yang gagal dalam menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penting dan mendasar tersebut.  Jane Kroger juga mengatakan bahwa “ Remaja agaknya merupakan suatu saat … ketika seseorang dihadapkan dengan persoalan definisi diri”. Pada masa-masa ini, remaja bertanya-tanya pada dirinya sendiri, “ Siapa sebenarnya dirinya?” “ Akan ke mana hidupnya ini menuju?” “ Apa pandangan orang-orang sekitarnya terhadap dirinya?” Dan, sebagainya. Mereka mencari diri mereka sendiri. Dan sebagaimana yang dikatakan Michener, memang “untuk tujuan inilah para lelaki dan perempuan melakukan perjalanan, yaitu untuk menemukan diri mereka sendiri. Jika mereka gagal dalam hal ini, maka tak ada artinya hal-hal lainyang mereka temukan”.

Pertanyaan itu begitu sulitnya bagi kebanyakan remaja kerena mereka memang tidak pernah dipersiapkan untuk menghadapi sebelum itu. Namun, sebagian remaja lainnya boleh jadi tidak mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaaan tersebut, bahkan mungkin ada yang menganggapnya bukan pertanyaan sama sekali, karena begitu jelasnya identitas serta tujuan hidup mereka. Remaja yang lulus dalam problem ini biasanya memiliki keluarga yang harmonis dan mampu membimbing meraka dengan baik, termasuk dalam hal-hal keremajaan dan kedewasaan. Bagi remaja yang kebingungan dengan persoalan identitas diri, problemnya menjadi lebih pelik lagi karena dunia modern sekarang ini justru menawarkan beragam model identitas serta tujuan hidup yang umumnya saling bertolak belakang. Bagaimanapun, remaja bukanlah fisuf yang memiliki cara berpikir sistematis dan mendalam sehingga bisa memutuskan sesuatu dengan baik. Mereka masih relatif rentan dena pengaruh orang-orang dewasa di sekitarnya. Semua bisa terjadi saat memasuki usia balig. Karena memang pada fase inilah seseorang memasuki jenjang kemampuan berpikir yang lebih dewasa. Pada saat masih kanak-kanak, seseorang belum berpikir tentang jati diri ataupun tentang identitas diri dan masih bergantung sepenuhnya pada orang tua serta identitasnya masih sama dengan identitas orang tua.

Tentu saja anak yang orng tuanya bermasalah akan mengalami masalah lebih dini, dan dampaknya malah lebih sremaja smperius lagi. Anak yang dibesarkan secara tidak normal mungkin ia menjadi obyek keerasan dan seksual orang tua, atau ia diperlakukan secara tidak adil dalam keluarga, atau orang tuanya bertengkar terus-menerus dan kemudian bercerai cenderung mengalami kekacauan identitas diri. Banyak dari mereka yang kemudian mengalami gangguan psikologis yang serius. Lain halnya dengan anak yang tumbuh secara normal. Ia biasanya baru mengalami masalah pada saat memasuki usia remaja. Sebab perubahan fisiknya membuat ia memasuki dunia yang baru, dunia orang dewasa yang menuntut kedewasaan dalam segala hal. Ia kini harus menentukan identitasnya sendiri secara merdeka, boleh jadi tetap sama dengan orang tua, bisa jadi juga tidak. Banyaknya model serta nilai yang bervariasi di masyarakat modern sekarang ini cenderung membuat remaja merasa bingung untuk memilih. Nilai-nilai serta gaya hidup berbagai media massa dan elektronik seringkali berbenturan dengan nilai-nilai yang ada di keluarga, sehingga mereka tidak tahu harus memilh yang mana. Jangankan remaja, orang-orang dewasa sekalipun banyak yang mengalami kebingungan dalam menentukan identitas dirinya. Artinya, tidak sedikit orang dewasa sekarang ini yang juga merasa galau tentang siapa dirinya dan apa yang menjadi tujuan hidupnya.

Sebenarnya, keberadaan remaja ini bukanlah suatu alami. Ia bukanlah hal yang natural. Seharusnya, pada saat memasuki masa puber, seseorang harus sudah siap dengan identitas diri sebagai orang dewasa. Dengan kata lain, kedewasaan sosial dan psikologis idealnya terjadi dalam waktu yang bersamaan dengan kedewasaan fisik. Harusnya, tak lama setelah seseorang memasuki usia puber secara bersamaan harus bisa menerima status sebagai orang dewasa, sama dan sejajar dengan orang dewasa lainnya. Akan tetapi, jangan membayangkan bahwa seseorang berhak bertingkah laku negatif sebagaimana orang dewasa. Inilah kesalahpahaman yang biasa terjadi di kalangan remaja sekarang. Kaum remaja sekarang lebih merupakan korban kebodohan ketidakpedulian masyarakat modern dewasa. Seseorang harus memahami bahwa dengan menjadi seorang yang dewasa berarti mereka harus siap untuk mandiri. Apapun yang mereka lakukan, maka mereka harus tahu dan harus siap untuk menanggung segala konsekuensinya.” Seorang anak boleh menangis, pria dewasa menyembunyikan kepedihanya” kata Nelson Mandela. Jadi yang terpenting bagi seorang yang dewasa adalah bagaimana bersikap dalam menghadapi persoalan ini. “ Lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada mengutuki kegelapan”, kata peribahasa Cina.

Sumber : Alatas Alwi. 2005. 13+ Remaja Juga Bisa Bahagia Sukses Mandiri. Jakarta. Pena Pundi Aksara

JIKA ENGKAU

Apa yang telah terjadi
Yang telah membuat engkau tak mengerti
Maaf ku tak menyadaribEAUTIFUL
Hingga membuat kau ingin pergi

Di saat ku tak bisa bicara
Berjuta kata yang ingin ku ungkapkan
Walau kau tak merasa
Cinta yang ada begitu nyata

Aku hanya ingin engkau tahu
Sungguh berartinya dirimu
Ku tak ingin engkau ragu
Aku akan bertahan dalam hidupmu

Jika engkau pergi menghilang dariku
Selalu meninggalkan mimpi dalam tidurku
Hanya bersamamu dan tanpamu

bY : nOah

 

 

PANTAI INDRAYATI

Pantai Indrayati merupakan lokasi wisata pantai yang tergolong baru karena pantai ini masih belum banyak dikenal oleh masyarakat luar Yogyakarta sebagai lokasi wisata menarik yang tak kalah indahnya dengan pantai-pantai di Bali. Pantai Indrayanti terletak di kawasan pantai Sundak kecamatan Tepus kabupaten Gunungkidul. Pantai berpasir putih yang menghampar dari Timur hingga Barat ini terbilang baru dan cukup indah. Selain indah, kawasan pantai ini cukup bersih, karena pengelola pantai ini mengenakan denda pada setiap pengunjungnya apabila ketahuan membuang sampah sembarangan. Pantai Indrayanti terletak di sebelah timur Pantai Krakal, 552433_532846473410391_1131976313_n Pantai Sadranan, dan Pantai Sundak yang masih dalam kawasan dari Wonosari, Gunung Kidul yang berjarak sekitar 2-3 jam perjalanan dari pusat kota Yogyakarta.

Penyebutan nama Pantai Indrayanti sebelumnya menuai banyak kontraversi. Indrayanti bukanlah nama pantai, melainkan nama pemilik cafe dan restoran. Berhubung nama Indrayanti yang terpampang di papan nama cafe dan restoran pantai, akhirnya masyarakat menyebut pantai ini dengan nama Pantai Indrayanti. Sedangkan pemerintah menamai pantai ini dengan nama Pantai Pulang Syawal. Namun nama Indrayanti jauh lebih populer dan lebih sering disebut daripada Pulang Syawal. Keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan Pantai Indrayanti rupanya turut membawa dampak positif. Berbeda dengan pantai-pantai lain yang agak kotor, sepanjang garis pantai Indrayanti terlihat bersih dan bebas dari sampah. Hal ini dikarenakan pengelola tak segan-segan menjatuhkan denda sebesar Rp. 10.000 untuk tiap sampah yang dibuang oleh wisatawan secara sembarangan. Karena itu Indrayanti menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi.

Jalur menuju pantai Indrayanti cukup mudah karena dengan mengikuti rute jalan sudah langsung menuju lokasi pantai ini. Sesampainya di lokasi pantai, anda akan menjumpai hamparan pasir pantai Indrayanti yang putih, bersih dan beberapa batu yang menjulang tinggi di pantai semakin menambah keindahan pemandangan alam disini. Beberapa Gazebo yang berdiri di pesisir pantai untuk bersantai muat sekitar 7 orang semakin menambah pemandangan di pantai lebih eksotik. Fasilitas lainnya yang tersedia juga ada penginapan, rumah makan dengan menu ikan bakar atau goreng, ayam bakar atau goreng dan es kelapa muda.  Bagi yang suka dan hobi dengan olah raga air tersedia Jetski yang nantinya akan dipandu oleh orang-orang berpengalaman.

Hidup Untukmu Mati Tanpamu

Begitu banyak hal
Yang ku alami
Yang ku temui

Saat bersamamu
Ku merasa senang,
ku merasa sedih

Air mata ini
Menyadarkanku
Kau tak akan pernah
Menjadi milikku

Tak pernah ku mengerti
Aku segila ini
Aku hidup untukmu,
Aku mati tanpamu

Tak pernah ku sadari
Aku sebodoh ini
Aku hidup untukmu
Aku mati tanpamu

bY :  “nOAH”

TRADISI MEMBACA MAHASISWA

Salah satu kegiatan penting yang tak lepas dari aktivitas sehari-hari yaitu membaca. Dengan membaca dapat diperoleh berbagai manfaat dan informasi yang dapat memperluas wawasan terlebih lagi bagi mahasiswa. Dalam kesehariannya mahasiswa tak lepas membaca dalam menimba ilmu pengetahuan. Namun sayang, tidak semua mau menjamah buku untuk penyegaran rohani intelektualnya.  Mahasiswa dan buku bak menjadi pasangan yang tidak pernah akur atau mungkin lebih tepatnya justru pasangan yang lum pernah bertemu. Tradisi minat membaca mahasiswa zaman sekarang masih sangat rendah. Adapun hal yang sangat memaksa mahasiswa untuk membaca buku tiada lain bila ada tugas-tugas yang dberikan oleh dosennya. Penyakit yang sudah mulai mewabah dikalangan mahasiswa semacam perilaku hedonis telah menjadi penghambat dalam meningkatkan gairah membaca buku. Slogan “ Buku Adalah Jendela Dunia” tentu  bukanlah suatu yang mengada-ngada. Lebih sering membaca, lebih terbuka pula cakrawalan pengetahuan yang dimiliki. Mahasiswa tidak lagi berpikiran sempit bila memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas. Dengan sering membaca buku pula akan membangun pondasi melalui penataan bata-bata ilmu dan pengetahuan sehingga kualitas landasan berpikir, bertindak mahasiswa dan hebatnya bisa mempengaruhi cara pandang tentang dunia.

Perpustakaan merupakan salah satu unsur penunjang yang paling penting dalam dunia pendidikan tinggi adalah keberadaan sebuah perpustakaan. Adanya sebuah perpustakaan sebagai penyedia fasilitas yang dibutuhkan terutama untuk memenuhi kebutuhan civitas akademik  akan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kampus itu sendiri. Salah satu tujuan utama penyelenggaraan kegiatan belajar di Perguruan Tinggi adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas mempunyai wawasan luas dan mendalam serta tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang yang digelutinya. Seorang mahasiswa yang ingin mencapai sukses dalam studinya harus mempunyai strategi khusus dalam memanfaatkan waktu untuk belajar semaksimal mungkin dan senantiasa memprediksi lima atau enam tahun ke depan, pada saat meninggalkan Perguruan Tinggi dan mengaplikasikan ilmunya di lapangan. Belajar mandiri (self education) adalah ciri khas belajar di Perguruan Tinggi, ini berarti bahwa inisiatif untuk belajar aktif dituntut lebih ketika mendengar kata itubanyak pada mahasiswa, salah satunya dengan memanfaatkan waktu yang tersisa di perpustakaan.

Manfaat perpustakaan sangat penting untuk mengasah kemampuan analisis dan perdalam materi perkuliahan. Perpustakaan memiliki bahan pustaka yang beraneka ragam jenisnya. Buku-buku sebanyak mungkin harus dibaca, baik buku yang dianjurkan dosen maupun buku lain yang tidak dianjurkan. Disarankan agar mahasiswa tidak membatasi diri hanya membaca buku yang dianjurkan dosen tetapi bacalah buku mengenai fenomena yang sama sebanyak mungkin, karena pandangan dari banyak pakar dengan membaca berarti memperluas wawasan  mengenai objek studi yang dipelajari.  Dengan membaca buku akan membuka cakrawala dunia. Dengan membaca suatu bacaan, seseorang dapat menerima informasi, memperdalam pengetahuan, dan meningkatkan kecerdasan. Pemahaman terhadap kehidupan pun semakin tajam karena membaca dapat membuka cakrawala untuk  berpikir kritis dan sistematis. Membaca bisa menjadi kegiatan sederhana yang membutuhkan modal sedikit tetapi menuai banyak keuntungan.